Minggu, 29 Mei 2011

Penghayatan dan Pengkarakteran


Di dalam suatu pementasan ada beberapa hal yang perlu di perhatikan seperti misalnya kita di haruskan berakting yang baik , bagaimana cara berakting yang baik? Dalam sebuah pementasan penghayatan dan pengkarakteran salah satu syarat yang perlu di kuasai agar dapat berakting dengan baik dan amanat yang kita sampaikan sampai ke penonton.
            Apa saja yang perlu di kuasai dalam penghayatan dan pengkarakteran? Dalam penghayatan sebelum melakukan pementasan kita bisa melakukan olah sukma terlebih dahulu, dan dalam pengkarakteran bagaimana kita memasukkan karakter-karakter ke dalam diri kita saat pementasan agar kita benar-benar tampil sempurna dalam pementasan.
            Berikut akan di bahas tentang penghayatan dan pengkarakteran bagaimana penyelesaiannya agar bisa melakukan pementasan dengan sempurna dan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas dan selamat membaca.

Pengahayatan dan pengkarakteran sangat berikatan kita bisa memasukkan karakter-karakter maka kita akan mendapatkan penghayatan yang baik dan lakon yang kita mainkan dalam pementasan akan berjalan dengan sempurna.

ü  PENGHAYATAN
Pengahayatan adalah dimana kita dapat menjiwai  dan benar-benar menjadi lakon yang kita mainkan saat pementasan.  Berikut ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan perlu di perhatikan agar mendapatkan penghayatan dengan baik :
1. RELAKSASI
Realaksasi adalah hal pertama yang haru dilakukan dengan cara menerima keberadaan dirinya.
Relaksasi bukan berarti berada dalam keadaan pasif (santai) tetapi keadaan dimana semua kekangan
yang ada di tubuh terlepas.
Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh aktor adalah kebutuhan untuk relaksasi. Baik itu di
dalam kelas, dalam latihan, di atas panggung, maupun paska produksi. Relaksasi adalah hal yang
sangat penting bagi semua performer. Relaksasi bukanlah keadaan menta dan fisik yang tidak aktif,
melainkan keadaan yang cukup aktif dan positif. Ini memungkinkan seorang aktor untuk
mengekspresikan dirinya saat masih didalam kontrol faktor-faktor lain yang bekerja melawan cara
pemeranan karakter yang baik. Jadi, relaksasi adalah hal yang penting dalam upaya mencapai tujuan
utama dari seorang performer.
Segala sesuatu yang mengalihkan perhatian ataupun yang mencampuri konsentrasi seorang aktor atas sebuah karakter, cenderung dapat merusak relaksasi. Aktor pemula biasanya tidak dapat dengan mudah merespons sebuah perintah untuk relak, hal ini disebabkan berkaitan dengan aspek-aspek fisik
kepekaan dan emosi akting ketika berada dihadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks,
aktor akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting. Untuk
mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik diatas panggung, konsentrasi
adalah tujuan utama. Ada korelasi yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus
dapat mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi perilakunya.
Langkah awal untuk menjadi seorang aktor yang cakap adalah sadar dan mampu menggunakan
tubuhnya dengan efisien.

2. RESPONSS
Respons sangat penting (yang datangnya dr rasa spontan, yan lahir dari jiwa terdalam ier akting).
Pertama respons dengan tanggapan-tanggapan cerita
Kedua respons pada tanggapan lingkungan
Ketiga Tanggapan kepada teman-teman bermain
3. KONSENTRASI
Konsentrasi ialah pemusatan khusus. Dimana saat sebelum melakukan pementasan kita mengosongkan fikiran, dan masukkan karakter-karakter yang akan dilakonkan. Masuki dunia semu di dalam diri kita, anggap bahwa kita yang sebenarnya bukanlah diri kita melainkan lakon yang akan di mainkan.
4. MEDITASI
Meditasi ialah mengosongkan fikiran masukkan karakter-karakter ke dalam diri kita, meditasi sama halnya dengan olah sukma, yang biasa di lakukan sesaat sebelum pementasaan dimulai.. dengan menenangkan fikiran dan kosongkan fikiran dan masukkan karakter-karakter yang akan di mainkan ke dalam diri kita. Biasanya meditasi di lakukan sambil memejamkan mata sejenak.
5. IMAJINASI
Seorang lakon teater perlu imajinasi yang kuat. Imajinasi sendiri berarti sesuatu cara yang mengaggap sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
6. EMOSI
Emosi adalah dinamika kestabilan dalam diri manusia. Ada kalanya saat diri stabil ada kalanya jatuh ataupun memuncak. Dalam penghayatan emosi harus bisa di control dengan baik, maka dari itu untuk bisa menjaga kestabilan emosi bisa di lakukan seperti yang di jelaskan sebelumnya yaitu dengan meditasi.
7. ILUSI
Ilusi ialah bayangan atas suatu peristiwa yang akan terjadi maupun yang telah terjadi, baik di alami sendiri atau tidak. Ilusi perlu dengan begitu seorang lakon akan benar-benar menghayati sebuah pementasan.
8. OBSERVASI
Observasi ialah metode mengamati seorang tokoh. Observasi penting dimana kita bisa mengerti seorang tokoh dengan begitu penghayatan akan baik.


ü  PENGKARAKTERAN
Pengakarakteran ialah dimana di saat seseorang melepas karakternya sendiri dengan memasukkan karakter-karakter lain yang akan di pentaskan dan memasuki dunia semu dengan berkonsentrasi pada peran yang di mainkan baik gerak, vocal dll.
Berikut adalah beberapa hal yang harus di terapkan dalam pengakarakteran suatu pementasan  :
1.    Ekspresi                
Kemampuan Ekspresi merupakan pelajaran pertama untuk seorang aktor, dimana ia berusaha untuk
mengenal dirinya sendiri. Si aktor akan berusaha meraih ke dalam dirinya dan menciptakan perasaan-
perasaan yang dimilikinya, agar mencapai kepekaan respons terhadap segala sesuatu. Kemampuan
ekspresi menuntut teknik-teknik penguasaan tubuh seperti relaksasi, konsentrasi, kepekaan, kreativitas
dan kepunahan diri (pikiran-perasaan-tubuh yang seimbang) seorang aktor harus terpusat pada
pikirannya.
Kita menggunakan cara-cara non linguistik ini untuk mengekspresikan ide-ide sebagai pendukung
berbicara. Tangisan, infleksi nada, gesture, adalah cara-cara berkomunikasi yang lebih universal dari
pada bahasa yang kita mengerti. Bahkan cukup universal untuk disampaikan kepada binatang
sekalipun.
2.    Gesture
Gesture adalah impuls (rangsangan), perasaan atau reaksi yang menimbulkan energi dari dalam diri
yang selanjutnya mengalir keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk yang bermacam-macam;
ketetapan tubuh, gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk
kata-kata atau bunyi).
3.    Gestikulasi
Bahasa tubuh adalah media komunikasi antar manusia yang menggunakan isyarat tubuh, postur, posisi
dan perangkat inderanya. Dalam media ini, kita akan memahami bahasa universal tubuh manusia
dalam aksi maupun reaksi di kehidupan sehari-hari.
4.    Olah Mimik
Perangkat wajah dan sekitarnya, menjadi titik sentral yang akan dilatih. Dalam olah mimik ini, kita akan memaksimalkan delikan mata, kerutan dahi, gerakan mulut, pipi, rahang, leher kepala, secara berkesinambungan.
Mimik merupakan sebuah ekspresi, dan mata merupakan pusat ekspresi. Perasaan marah, cinta, dan
lain-lain akan terpancar lewat mata. Ekspresi sangatlah menentukan permainan seorang aktor.
Meskipun bermacam gerakan sudah bagus, suara telah jadi jaminan, dan diksi pun kena, akan kurang
meyakinkan ketika ekspresi matanya kosong dan berimbas pada dialog yang akan kurang meyakinkan
penonton, sehingga permainannya akan terasa hambar.
5.    Olah Tubuh
Warming-Up atau pemanasan sebaiknya menjadi dasar dalam pelajaran acting. Melatih kelenturan tubuh, memulai dari organ yang paling atas, hingga yang paling bawah. Latihan ini ditempuh untuk mencapai kesiapan secara fisik, sebelum menghadapi latihan-latihan lainnya.
Olah tubuh bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan pada balet, namun kalau di Indonesia sangat
mungkin berangkat dari pencak silat atau tari daerahnya masing-masing seperti kebanyakan aktor
cirebon dengan masres (sejenis teater tradisional cirebon) yang banyak menguasai tari topengnya, juga
tentu di Bali, Sunda dan banyak tempat yang berangkat dari tradisinya dan kemudian dikembangkan
pada tujuan pemeranan,.
Bowskill daalam bukunya menyatakan “Stage and Stage Craft”, yang katanya Apa yang kau lakukan
dengan kedua tanganku. Pertanyaan tersebut dilanjutkannya pula dengan Apa yang harus aku lakukan
dengan kedua kakiku. Banyak aktor pemula selalu gagal dalam menampilkan segi kesempurnaan
Artistik, karena pada waktu puncak klimaks selalu diserang oleh kekakuan, mengalami ketegangan
urat.
Kekejangan ini memberikan pengaruh buruk pada emosi bagi pemeran yang sedang menghayati
perannya, apabila hal ini menimpa organ suara maka seorang yang mampunyai suara baik menjadi
parau bahkan bisa kehilangan suara, jika kekejangan itu menyerang kaki maka orang itu berjalan
seakan lumpuh, jika menimpa tangannya akan menjadi kaku.
Untuk mengendurkan ketegangan urat ada bermacam cara latihan, dengan melalui latihan gerak, senam, tari-tari. Hingga gerakkan dapat tercipta dengan gerakan artistic, dan dapat lahir dari inter akting (gerakan dalam).
Olah tubuh sebaiknya dilakukan sau jam setengah setiap hari, dalam dua tahun terus menerus, untuk memperoleh aktor yang enak dipandang mata, subjeknya: Senam irama; Tari Klasik, Main anggar, berbagai jenis latihan bernapas, latihan menempatkan suara diksi, bernyanyi, pantomim, tata rias.
6.     SUARA                                     
Penguasaan suara dalam seni acting pada dasarnya adalah penguasaan diri secara utuh, karena
kedudukan suara dalam hal ini hanyalah merupakan salah satu alat ekspresi dan totalitas diri kita
sebagai seorang pemain (aktor). Pengertian ‘penguasaan diti secara utuh’ menuntut suatu
keseimbangan seluruh aspek serta alat-alatnya, baik yang menyangkut kegiatan indrawi, perasaan,
pikiran atau yang bisa disebut segi-segi dalam dari seni acting, maupun yang menyangkut segi-segi
luarnya seperti tubuh dan suara. Ketimpangan akan menghasilkan ketimpangan.
Pernapasan Diafragma         
Otot-otot akan berkembang dan menegang ketika kita menghisap napas, hanya bagian inilah yang tegang. Kemudian otot-otot samping bagian punggung pun ikut pula mengembang lalu mengempis saat napas dihembuskan kembali.
Posisi diafragma adalah diantara rongga dada dan rongga perut. Pernapasan melalui diafragma inilah
yang dirasakan paling menguntukan dalam berolah vocal, sebab tidak mengakibatkan ketegangan pada
peralatan pernapasandan peralatan suara dan juga mempunyai cukup daya untuk pembentukan volume
suara. Keuntungan lain yang diperoleh adalah pada saat ita menahan napas otot-otot diafragma tersebut
tegang, ketegangan otot ini justru melindungi bagian lemah badan kita yakni ulu hati. Pernapasan ini
sangat baik dalam usaha menghimpun “tanaga dalam” yang mengolah vibrasi, karena pernapasan
diafragma akan memudahkan kita dalam mengendalikan dan mengatur penggunaan pernapasan.
Berlatih pernapasan banyak ragam dan caranya. Latihan pernapasan bisa dilakukan dengan berbagai cara, dari cabang-cabang beladiri seperti pencak silat, karate, atau berenang sekalipun. Namun ada beberapa catatan penting yang harus dilakukan untuk tujuan pernapasan dalam pemeranan (acting), yaitu:

Pengucapan
Untuk dapat berartikulasi dengan baik, dibutuhkan kelenturan alat-alat pengucapan. Artikulasi yang baik, akan dapat dicapai dengan menempatkan posisi yang wajar tetapi dengan penggunaan tenaga efektif dan terkontrol.
Pembentukan Suara
Napas yang keluar melalui Trachea sesampainya pada larynx akan menggetarkan pita suara, dank
arena getaran itu timbulah suara. Namun demikian suara tersebut baru akan terdengar baik bilamana
terlah beresonansi pada salah satu resonator, baik rongga mulut, rongga hidung atau rongga dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar